Pemanfaatan Sumber Cahaya

Memanfaatkan sumber cahaya matahari sebagai main light untuk portrait.

 memanfaatkan sumber cahaya untuk membentuk light pattern (efek pencahayaan) untuk pemotretan orang (portraiture), Light pattern hanya akan tercipta jika ada cahaya utama yang mengarah langsung ke subject. Cahaya yang rata akibat kondisi berawan seperti gambar 6, tidak akan menghasilkan light pattern. kalau dipersingkat maka formulanya akan seperti ini: Light pattern bisa tercipta jika rasio Highlight/Shadow 1:2 atau lebih. kondisi flat berarti rasionya 1:1. Seperti yang kita ketahui, dalam pemotretan orang ada beberapa jenis efek pencahayaan, yang dibagi berdasarkan arah jatuhnya cahaya yang membentuk bayangan pada wajah, yaitu:

Loop lighting
Rembrant lighting
Split lighting
Butterfly/Glamour Lighting
back lighting
Kelima efek itu bisa saya gambarkan ke dalam diagram berikut ini:


Loop lighting, cirinya adalah terjadinya bayangan hidung yang jatuh di atas bibir dan tidak menyatu dengan bayangan pipi, jenis pencahayaan ini dapat digunakan pada wanita maupun pria. Catatan: Untuk anak-anak pria dan wanita tidak menjadi soal.

Efek pencahayaan ini bisa di dapat dengan memposisikan diri kira-kira 45-50 derajat dari arah datangnya matahari dan posisi matahari kira-kira sudah lewat kepala (lihat skema).


Pada gambar 9/9A, bayangan terbentuk halus akibat cahaya yang mengenainya tidak terlalu keras, tapi masih bisa kita lihat bayangan hidung jatuh di atas bibir dan tidak menyatu dengan bayangan pipi. Pada gambar 10, kondisi bayangan terlihat lebih tegas karena cahaya yang mengenainya lebih keras dari gambar sebelumnya.

Rembrant lighting, cirinya adalah bayangan membentuk segitiga di bawah satu mata, jenis pencahayaan ini lebih sering digunakan pada pria karena bisa memberikan kesan maskulin dan sedikit misterius. Efek pencahayaan ini bisa di dapat dengan memposisikan diri kira-kira 60-70 derajat dari arah datangnya matahari dan posisi matahari kira-kira sudah lewat kepala. Gambar 12/12A bayangan yang terbentuk sangat halus akibat cahaya yang tidak terlalu keras, sedangkankan gambar 11 bayangan yang terbentuk cukup tegas sehingga bisa dilihat dengan jelas (segitiganya).



Split lighting, cirinya adalah sebagian wajah berada dalam bayangan yang membelah wajah tepat di tengah, jenis pencahayaan ini biasanya digunakan pada pria atau untuk mendapatkan efek dramatis. Efek pencahayaan ini bisa di dapat dengan memposisikan diri kira-kira 90 derajat dari arah datangnya matahari dan posisi matahari kira-kira sudah lewat kepala.


Butterfly lighting atau sering juga di sebut glamour atau kadang dikenal dengan Hollywood light pattern, pencahayaan ini membentuk bayangan sebeperti kupu-kupu di bawah hidung, biasanya digunakan untuk wanita dengan makeup yang sudah sempurna, artinya contour muka didapat dari penggunaan makeup dan bukan dari lighting. Untuk mendapatkan efek ini, posisikan subject berhadapan dengan matahari saat matahari berada di atas kepala. Gambar 15/15A memperlihatkan bayangan di bawah hidung yang membentuk kupu-kupu. Contour wajah yang terlihat dalam foto ini adalah hasil dari makeup yang dilakukan dan bukan dari efek cahaya.


Back Lighting, memberikan pencahayaan dari belakang hingga batas bagian belakang menjadi berkilau, back lighting biasanya digunakan untuk memisahkan subjek dengan Back Ground. Semakin rendah intensitas cahayanya maka akan semakin seimbang exposure yang terjadi antara BH dengan subjectnya. Gambar 16 memperlihatkan intensitas cahaya yang lebih tinggi daripada gambar 17.

Terlepas dari semua bahasan di atas, yang lebih utama alah kreatifitas fotografernya sendiri dalam memanfaatkan cahaya sebagai modal utama foto. Tulisan ini hanya berfungsi sebagai panduan, bahkan pengenalan bagi rekan-rekan yang baru terjun di dunia fotografi agar saat melakukan pemotretan lebih mempunyai landasan dan tidak sekedar jeprat-jepret saja. Semoga bermanfaat.
2010-05-06

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer