Konsep Tata Cahaya
Pencahayaan
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan keadaan
lingkungan yang aman dan nyaman dan berkaitan erat dengan produktivitas
manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan orang dapat melihat objek –
objek yang dikerjakannya secara jelas dan cepat. Menurut sumbernya,
pencahayaan dapat dibagi menjadi :
1. Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari sinar
matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain menghemat
energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk mendapatkan pencahayaan
alami pada suatu ruang diperlukan jendela – jendela yang besar ataupun
dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada luas lantai. Sumber
pencahayaan alami kadang dirasa kurang efektif dibanding dengan
penggunaan pencahayaan buatan, selain karena intensitas cahaya yang
tidak tetap, sumber alami menghasilkan panas terutama saat siang hari.
Faktor – faktor yang perlu diperhatikan agar penggunaan sinar alami
mendapat keuntungan, yaitu :
1. Variasi intensitas cahaya
matahari
2. Distribusi dari terangnya
cahaya.
3. Efek dari lokasi, pemantulan
cahaya, jarak antar bangunan.
4. Letak geografis dan
kegunaan bangunan gedung
2. Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber
cahaya selaincahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan apabila
posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat
pencahayaan alami tidak mencukupi. Fungsi pokok pencahayaan buatan baik
yang diterapkan secara tersendiri maupun yang dikombinasikan dengan
pencahayaan alami adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan lingkungan yang
memungkinkan penghuni melihat secara detail serta terlaksananya tugas
serta kegiatan visual secara mudah dan tepat.
2. Memungkinkan penghuni berjalan
dan bergerak secara mudah dan aman.
3. Tidak menimbukan pertambahan
suhu udara yang berlebihan pada tempat kerja.
4. Memberikan pencahayaan dengan
intensitas yang tetap menyebar secara merata, tidak berkedip, tidak
menyilaukan, dan tidak menimbulkan bayang – bayang.
5. Meningkatkan lingkungan visual
yang nyaman dan meningkatkan prestasi.
Sistem pencahayaan buatan yang
sering dipergunakan secara umum dapatdibedakan atas 3 macam yakni :
1. Sistem Pencahayaan Merata
Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di seluruh
ruangan. Sistem pencahayaan ini cocok untuk ruangan yang tidak
dipergunakan untuk melakukan tugas visual khusus. Pada sistem ini
sejumlah armatur ditempatkan secara teratur di seluruh langit – langit.
2. Sistem Pencahayaan Terarah
Pada sistem ini seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari salah satu
arah tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau penonjolan suatu
objek karena akan tampak lebih jelas. Lebih dari itu, pencahayaan
terarah yang menyoroti satu objek tersebut berperan sebagai sumber
cahaya sekunder untuk ruangan sekitar, yakni melalui mekanisme
pemantulan cahaya. Sistem ini dapat juga digabungkan dengan sistem
pencahayaan merata karena bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang
mungkin ditimbulkan oleh pencahayaan merata.
3. Sistem Pencahayaan Setempat
Pada sistem ini cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek tertentu
misalnya tempat kerja yang memerlukan tugas visual. Untuk
mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam suatu ruang, maka diperlukan
sistem pencahayaan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Sistem
pencahayaan diruangan, termasuk di tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5
macam yaitu :
1. Sistem Pencahayaan Langsung (Direct
Lighting)
Pada sistem ini 90 – 100% cahaya diarahkan secara langsung ke benda
yang perlu diterangi. Sistem ini dinilai paling efektif dalam
mengatur pencahayaan, tetapi ada kelemahannya karena dapat menimbulkan
bahaya serta kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran langsung
maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal,
disarankan langi – langit, dinding serta benda yang ada didalam ruangan
perlu diberi warna cerah agar tampak menyegarkan.
2. Pencahayaan Semi Langsung (Semi
Direct Lighting)
Pada sistem ini 60 – 90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang
perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit – langit dan
dinding. Dengan sistem ini kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat
dikurangi. Diketahui bahwa langit – langit dan dinding yang diplester
putih memiliki effiesien pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat
putih effisien pemantulan antara 5 – 90%.
3. Sistem Pencahayaan Diffus (General
Diffus Lighting)
Pada sistem ini setengah cahaya 40 – 60% diarahkan pada benda yang
perlu disinari, sedangka sisanya dipantulkan ke langit – langit dan
dinding. Dalam pencahayaan sistem ini termasuk sistem direct
-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya
keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.
4. Sistem Pencahayaan Semi
Tidak Langsung (Semi Indirect Lighting).
Pada sistem ini 60 – 90% cahaya diarahkan ke langit – langit dan
dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Untuk
hasil yang optimal disarankan langit – langit perlu diberikan
perhatian serta dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan
praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
5. Sistem Pencahayaan Tidak
Langsung (Indirect Lighting)
Pada sistem ini 90 – 100% cahaya diarahkan ke langit – langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit – langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik.Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja. Penggunaan tiga cahaya utama adalah hal umum yang berlaku di dunia film dan photography. Pada presentasi arsitektural penggunaannya akan sedikit berbeda, walaupun masih dalam kerangka pemikiran yang sama. Agar pembaca lebih mudah memahami topik ini, saya menyertakan ilustrasi – ilustrasi gambar di bawah ini. Harap diingat bahwa topik ini tidak terkait dengan penggunaan software apapun, baik 3D Studio MAX, Lightwave, Maya, Softimage, ataupun software lainnya. Pada dasar – dasar pencahayaan, selain tiga pencahayaan utama terdapat dua pencahayaan lain yang mendukung sebuah karya menjadi terlihat nyata yang disebut cahaya tambahan. Cahaya tambahan terdapat dua macam yaitu : 1. Cahaya Aksentuasi (Kickers light) Kickers berfungsi untuk memberikan penekanan (aksentuasi) pada objek -objek tertentu. Lampu spot adalah yang terbaik digunakan karena mempunyai kemiripan dengan sifat lampu spot halogen yang biasa dipergunakan sebagai elemen interior. Intensitas cahaya aksentuasi tidak boleh melebihi key light karena akan menciptakan “over exposure” sehingga hasil karya jadi terlihat seperti photo yang kelebihan cahaya. 2. Cahaya Pantul (Bounce light) Setiap benda yang terkena cahaya pasti akan memantulkan kembali sebagian cahayanya. Misalnya cahaya matahari masuk melalui jendela dan menimbulkan “pendar” pada bagian tembok dan jendela. Warna pendaran cahaya tersebut juga harus disesuaikan dengan warna material yang memantulkan cahaya. Semakin tingga kadar reflektifitas suatu benda, seperti kaca misalnya, semakin besarlah “pendar” cahaya yang ditimbulkannya. Pada program – program 3D tertentu seperti Lightwave dan program rendering seperti BMRT dari Renderman, atau Arnold renderer. Efek Bounce Light bisa ditimbulkan tanpa menggunakan bounce light tambahan. Program secara otomatis menghitung pantulan masing – masing benda berdasarkan berkas – berkas photon yang datang dari arah cahaya. Namun karena photon adalah sistem partikel, maka perhitungan algoritma pada saat rendering akan semakin besar. Artinya waktu yang diperlukan untuk rendering akan semakin besar. Ada kalanya proses ini memakan waktu 10 kali lebih lama dibandingkan dengan menciptakan bounce light secara manual satu persatu. Proses simulasi photon yang lebih dikenal sebagai radiosity tersebut sangat handal untuk menciptakan gambar still image, tetapi tidak dianjurkan untuk membuat sebuah animasi. Penggunaannya akan sangat tergantung kepada kondisi yang pembaca alami dalam proses pembuatan ilustrasi. Bounce light merupakan elemen yang sangat penting dalam menciptakan kesan nyata pada gambar kita. Tanpa bounce light maka ilustrasi arsitektur akan berkesan seperti gambar komputer biasa yang kaku dan tidak berkesan hidup. Pemantulan cahaya dibagi atas dua bagian yaitu : 1. Specular Reflection Pantulan sinar cahaya pada permukaan yang mengkilap dan rata seperti cermin yang memantulkan sinar cahaya kearah yang dengan mudah dapat diduga. 2. Diffuse Reflection Pantulan sinar cahaya pada permukaan tidak mengkilap seperti pada kertas atau batu. Pantulan ini mempunyai distribusi sinar pantul yang tergantung pada struktur mikroskopik permukaan. Pencahayaan Dalam Ruangan Pencahayaan di dalam ruangan / indoor misalnya pencahayaan yang sudah ada (lampu neon atau lampu pijar). Pencahayaan ini bisa dimanfaatkan untuk keperluan shooting, walaupun bisa jadi banyak kelemahan, diantaranya intensitas cahaya yang dihasilkan terlalu rendah untuk kepentingan shooting. Dengan teknologi video digital hal ini masih bisa diakali dengan menaikan iris, walau demikian pasti ada batas toleransinya. Ketika kita menaikan f – stop di kamera, mungkin gambar yang dihasilkan akan tampak grainy / bintik – bintik. Usahakan, obyek mendapat pencahayaan yang cukup, walaupun tidak selalu solusi yang baik, coba memindahkan obyek / subyek yang akan anda shoot pada area cukup cahaya dimana cahaya lampu itu jatuh. Jika anda akan shooting di dalam ruang kamar, anda bisa memanfaatkan cahaya matahari dari luar ruangan. Namun sekali lagi, anda harus mengatur posisi subyek agar mendapatkan intensitas pencahayaan yang diinginkan. Luar Ruangan Ketika kita akan shooting di luar ruangan / exterior pada siang hari yang harus diperhatikan adalah arah matahari. Tidak terlalu disarankan untuk shooting dari jam 11 hingga jam 1 siang, karena cahaya matahari sedang terik – teriknya dan mungkin berada persis di atas obyek, yang artinya akan menimbulkan bayangan. Untuk menurunkan intensitas cahaya yang terlalu kuat, anda bisa memanfaatkan filter Neutral Density / ND yang ada pada kamera. Dengan menggunakan filter ini, cahaya yang berlebihan akan direduce / dikurangi sehingga menjadi normal. Saran saya, ketika harus shooting di siang hari dan hanya menggunakan available light, antara jam 2 hingga jam 4 sore. Untuk mengatur arah pencahayaan gunakanlah reflektor. Menggunakan Reflektor Reflektor merupakan sebuah alat untuk merefleksikan atau memantulkan cahaya pada subyek. Reflektor untuk keperluan shooting (juga pemotretan) sudah banyak didesain oleh pabrik, tapi beberapa kawan dengan kreatif membuat reflektor sendiri. Obyek Bergerak Jika menggunakan pencahayaan dengan lighting yang normal / artificial light dimana sumber cahaya bisa digeser untuk menyesuaikan cahaya yang harus didapatkan oleh obyek /subyek /area shooting kita. Beda halnya jika kita memanfaatkan available light. Saran saya, gunakanlah iris secara manual karena dengan demikian kita bisa menyesuaikan sumber cahaya yang masuk dengan mengontrol irisnya. Cahaya dan Pencahayaan Shooting adalah melukis dengan cahaya. Unsur cahaya berarti sangat penting dalam pembuatan film maupun acara televisi. Cahaya tidak selalu berurusan dengan lampu. Ada sumber cahaya lain selain dari sumber lampu. Secara sederhana ada dua jenis sumber pecahayaan, yakni pencahayaan alami (natural) dan pencahayaan buatan (artificial). Cahaya merupakan gelombang elektromagnestis yang diterima oleh indera penglihat (mata) yang kemudian diteruskan ke otak yang akan merespon, menanggapi ransangan cahaya terebut. Sederhanya, tanpa cahaya maka benda tidak akan kelihatan. Atas dasar itulah, produksi film dan video memerlukan cahaya agar subyek bisa terlihat. Pencahayaan televisi dan film memiliki fungís – fungsi berikut: 1. Menyinari obyek / subyek.
2. Menciptakan gambar yang artistik.
3. Menghilangkan bayangan yang tidak perlu.
4. Membuat efek khusus. Menyinari objek artinya memberikan pencahayaan agar objek atau subjek bisa terlihat jelas sesuai konsep film itu sendiri. Tidak semua bayangan itu diperlukan dan tidak semua bayangan tidak diperlukan. Dengan pencahayaan tertentu bayangan bisa dihilangkan, dikurangi, atau bahkan ditambah. Perlu tidaknya bayangan atau shadow, lagi – lagi sangat tergantung dari konsep film itu sendiri. Arah Cahaya Arah cahaya dari pencahayaan akan bergantung pada ketinggian dan sudut dari sumber cahaya tadi. Dari atas, bawah, atau rata dengan obyek? Dengan demikian kita akan tahu bayangan yang dihasilkan cahaya tadi jatuh dimana. Peletakan sumber cahaya di atas subyek akan menghasilkan efek yang berbeda jika dibandingkan dengan peletakkan sumber cahaya dari arah bawah subyek. Arah pencahyaan ini biasanya disebut sebagai down angle dan up angle. Dengan down angle akan menghasilkan bayangan yang jatuh kearah tubuh (kalau subyeknya orang). Sebagai contoh, konsep down angle bisa dilakukan pada scene interograsi, akan kelihatan dramatis. Sedangkan up angle akan menghasilkan pencahayaan yang kurang lazim, namun dengan penempatan pencahayaan seperti ini subyek akan kelihatan powefull dan gagah. Kualitas Cahaya Kualitas pencahayaan berkaitan dengan keras atau lembutnya pencahayaan itu sendiri. Secara garis besar ada dua kualitas pencahayaan, yaitu hard light dan soft light. Hard light mempunyai karakteristik pencahyaan yang kuat dimana shadow atau bayangan lebih terlihat jelas. Softlight memiliki karakter sebaliknya, antara pencahayaan dengan bayangan hanya memiliki perbedaan yang tipis. Rasio Pencahayaan Lighting Ratio merupakan perbandingan antara brightness dan lightness. Misalnya perbandingan 2:1, dimana pencahayaan area terang dua kali lipat dibanding area gelap. Teknologi video memungkinkan sampai pada rasio 4:1, area terang memiliki intensitas 4 kali lebih terang dibandingkan area gelap. Jika lebih dari itu, maka unsur detail bayangan atau shadow akan hilang. Kontrol Cahaya Ini merupakan metode untuk menambah atau mengurangi pencahayaan dari sumber cahaya. Penambahan atau pengurangan ini untuk menghasilkan efek tertentu. Misalnya efek cahaya matahari yang memancar masuk pada jendela kamar tidur, digunakan translucent yang ditempelkan dekat sumber cahaya. Mengukur Intensitas
Intensitas cahaya yang yang dihasilkan dari key light, fill light,serta backlight bisa diukur oleh sebuah alat yakni Lightmeter. Ada dua jenis alat ini yaitu Incident and Reflectant. Incident diperuntukkan untuk mengukur intensitas cahaya yang “jatuh” pada subjek. Sedangkan Reflectant dipergunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dipantulkan oleh subyek. Jenis – jenis Lampu : Banyak sekali jenis lampu yang digunakan dalam proses pengambilan gambar atau shooting. Jenis lampu itu terdiri atas :
Pada sistem ini 90 – 100% cahaya diarahkan ke langit – langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit – langit dapat menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik.Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan kerugiannya mengurangi effisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja. Penggunaan tiga cahaya utama adalah hal umum yang berlaku di dunia film dan photography. Pada presentasi arsitektural penggunaannya akan sedikit berbeda, walaupun masih dalam kerangka pemikiran yang sama. Agar pembaca lebih mudah memahami topik ini, saya menyertakan ilustrasi – ilustrasi gambar di bawah ini. Harap diingat bahwa topik ini tidak terkait dengan penggunaan software apapun, baik 3D Studio MAX, Lightwave, Maya, Softimage, ataupun software lainnya. Pada dasar – dasar pencahayaan, selain tiga pencahayaan utama terdapat dua pencahayaan lain yang mendukung sebuah karya menjadi terlihat nyata yang disebut cahaya tambahan. Cahaya tambahan terdapat dua macam yaitu : 1. Cahaya Aksentuasi (Kickers light) Kickers berfungsi untuk memberikan penekanan (aksentuasi) pada objek -objek tertentu. Lampu spot adalah yang terbaik digunakan karena mempunyai kemiripan dengan sifat lampu spot halogen yang biasa dipergunakan sebagai elemen interior. Intensitas cahaya aksentuasi tidak boleh melebihi key light karena akan menciptakan “over exposure” sehingga hasil karya jadi terlihat seperti photo yang kelebihan cahaya. 2. Cahaya Pantul (Bounce light) Setiap benda yang terkena cahaya pasti akan memantulkan kembali sebagian cahayanya. Misalnya cahaya matahari masuk melalui jendela dan menimbulkan “pendar” pada bagian tembok dan jendela. Warna pendaran cahaya tersebut juga harus disesuaikan dengan warna material yang memantulkan cahaya. Semakin tingga kadar reflektifitas suatu benda, seperti kaca misalnya, semakin besarlah “pendar” cahaya yang ditimbulkannya. Pada program – program 3D tertentu seperti Lightwave dan program rendering seperti BMRT dari Renderman, atau Arnold renderer. Efek Bounce Light bisa ditimbulkan tanpa menggunakan bounce light tambahan. Program secara otomatis menghitung pantulan masing – masing benda berdasarkan berkas – berkas photon yang datang dari arah cahaya. Namun karena photon adalah sistem partikel, maka perhitungan algoritma pada saat rendering akan semakin besar. Artinya waktu yang diperlukan untuk rendering akan semakin besar. Ada kalanya proses ini memakan waktu 10 kali lebih lama dibandingkan dengan menciptakan bounce light secara manual satu persatu. Proses simulasi photon yang lebih dikenal sebagai radiosity tersebut sangat handal untuk menciptakan gambar still image, tetapi tidak dianjurkan untuk membuat sebuah animasi. Penggunaannya akan sangat tergantung kepada kondisi yang pembaca alami dalam proses pembuatan ilustrasi. Bounce light merupakan elemen yang sangat penting dalam menciptakan kesan nyata pada gambar kita. Tanpa bounce light maka ilustrasi arsitektur akan berkesan seperti gambar komputer biasa yang kaku dan tidak berkesan hidup. Pemantulan cahaya dibagi atas dua bagian yaitu : 1. Specular Reflection Pantulan sinar cahaya pada permukaan yang mengkilap dan rata seperti cermin yang memantulkan sinar cahaya kearah yang dengan mudah dapat diduga. 2. Diffuse Reflection Pantulan sinar cahaya pada permukaan tidak mengkilap seperti pada kertas atau batu. Pantulan ini mempunyai distribusi sinar pantul yang tergantung pada struktur mikroskopik permukaan. Pencahayaan Dalam Ruangan Pencahayaan di dalam ruangan / indoor misalnya pencahayaan yang sudah ada (lampu neon atau lampu pijar). Pencahayaan ini bisa dimanfaatkan untuk keperluan shooting, walaupun bisa jadi banyak kelemahan, diantaranya intensitas cahaya yang dihasilkan terlalu rendah untuk kepentingan shooting. Dengan teknologi video digital hal ini masih bisa diakali dengan menaikan iris, walau demikian pasti ada batas toleransinya. Ketika kita menaikan f – stop di kamera, mungkin gambar yang dihasilkan akan tampak grainy / bintik – bintik. Usahakan, obyek mendapat pencahayaan yang cukup, walaupun tidak selalu solusi yang baik, coba memindahkan obyek / subyek yang akan anda shoot pada area cukup cahaya dimana cahaya lampu itu jatuh. Jika anda akan shooting di dalam ruang kamar, anda bisa memanfaatkan cahaya matahari dari luar ruangan. Namun sekali lagi, anda harus mengatur posisi subyek agar mendapatkan intensitas pencahayaan yang diinginkan. Luar Ruangan Ketika kita akan shooting di luar ruangan / exterior pada siang hari yang harus diperhatikan adalah arah matahari. Tidak terlalu disarankan untuk shooting dari jam 11 hingga jam 1 siang, karena cahaya matahari sedang terik – teriknya dan mungkin berada persis di atas obyek, yang artinya akan menimbulkan bayangan. Untuk menurunkan intensitas cahaya yang terlalu kuat, anda bisa memanfaatkan filter Neutral Density / ND yang ada pada kamera. Dengan menggunakan filter ini, cahaya yang berlebihan akan direduce / dikurangi sehingga menjadi normal. Saran saya, ketika harus shooting di siang hari dan hanya menggunakan available light, antara jam 2 hingga jam 4 sore. Untuk mengatur arah pencahayaan gunakanlah reflektor. Menggunakan Reflektor Reflektor merupakan sebuah alat untuk merefleksikan atau memantulkan cahaya pada subyek. Reflektor untuk keperluan shooting (juga pemotretan) sudah banyak didesain oleh pabrik, tapi beberapa kawan dengan kreatif membuat reflektor sendiri. Obyek Bergerak Jika menggunakan pencahayaan dengan lighting yang normal / artificial light dimana sumber cahaya bisa digeser untuk menyesuaikan cahaya yang harus didapatkan oleh obyek /subyek /area shooting kita. Beda halnya jika kita memanfaatkan available light. Saran saya, gunakanlah iris secara manual karena dengan demikian kita bisa menyesuaikan sumber cahaya yang masuk dengan mengontrol irisnya. Cahaya dan Pencahayaan Shooting adalah melukis dengan cahaya. Unsur cahaya berarti sangat penting dalam pembuatan film maupun acara televisi. Cahaya tidak selalu berurusan dengan lampu. Ada sumber cahaya lain selain dari sumber lampu. Secara sederhana ada dua jenis sumber pecahayaan, yakni pencahayaan alami (natural) dan pencahayaan buatan (artificial). Cahaya merupakan gelombang elektromagnestis yang diterima oleh indera penglihat (mata) yang kemudian diteruskan ke otak yang akan merespon, menanggapi ransangan cahaya terebut. Sederhanya, tanpa cahaya maka benda tidak akan kelihatan. Atas dasar itulah, produksi film dan video memerlukan cahaya agar subyek bisa terlihat. Pencahayaan televisi dan film memiliki fungís – fungsi berikut: 1. Menyinari obyek / subyek.
2. Menciptakan gambar yang artistik.
3. Menghilangkan bayangan yang tidak perlu.
4. Membuat efek khusus. Menyinari objek artinya memberikan pencahayaan agar objek atau subjek bisa terlihat jelas sesuai konsep film itu sendiri. Tidak semua bayangan itu diperlukan dan tidak semua bayangan tidak diperlukan. Dengan pencahayaan tertentu bayangan bisa dihilangkan, dikurangi, atau bahkan ditambah. Perlu tidaknya bayangan atau shadow, lagi – lagi sangat tergantung dari konsep film itu sendiri. Arah Cahaya Arah cahaya dari pencahayaan akan bergantung pada ketinggian dan sudut dari sumber cahaya tadi. Dari atas, bawah, atau rata dengan obyek? Dengan demikian kita akan tahu bayangan yang dihasilkan cahaya tadi jatuh dimana. Peletakan sumber cahaya di atas subyek akan menghasilkan efek yang berbeda jika dibandingkan dengan peletakkan sumber cahaya dari arah bawah subyek. Arah pencahyaan ini biasanya disebut sebagai down angle dan up angle. Dengan down angle akan menghasilkan bayangan yang jatuh kearah tubuh (kalau subyeknya orang). Sebagai contoh, konsep down angle bisa dilakukan pada scene interograsi, akan kelihatan dramatis. Sedangkan up angle akan menghasilkan pencahayaan yang kurang lazim, namun dengan penempatan pencahayaan seperti ini subyek akan kelihatan powefull dan gagah. Kualitas Cahaya Kualitas pencahayaan berkaitan dengan keras atau lembutnya pencahayaan itu sendiri. Secara garis besar ada dua kualitas pencahayaan, yaitu hard light dan soft light. Hard light mempunyai karakteristik pencahyaan yang kuat dimana shadow atau bayangan lebih terlihat jelas. Softlight memiliki karakter sebaliknya, antara pencahayaan dengan bayangan hanya memiliki perbedaan yang tipis. Rasio Pencahayaan Lighting Ratio merupakan perbandingan antara brightness dan lightness. Misalnya perbandingan 2:1, dimana pencahayaan area terang dua kali lipat dibanding area gelap. Teknologi video memungkinkan sampai pada rasio 4:1, area terang memiliki intensitas 4 kali lebih terang dibandingkan area gelap. Jika lebih dari itu, maka unsur detail bayangan atau shadow akan hilang. Kontrol Cahaya Ini merupakan metode untuk menambah atau mengurangi pencahayaan dari sumber cahaya. Penambahan atau pengurangan ini untuk menghasilkan efek tertentu. Misalnya efek cahaya matahari yang memancar masuk pada jendela kamar tidur, digunakan translucent yang ditempelkan dekat sumber cahaya. Mengukur Intensitas
Intensitas cahaya yang yang dihasilkan dari key light, fill light,serta backlight bisa diukur oleh sebuah alat yakni Lightmeter. Ada dua jenis alat ini yaitu Incident and Reflectant. Incident diperuntukkan untuk mengukur intensitas cahaya yang “jatuh” pada subjek. Sedangkan Reflectant dipergunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang dipantulkan oleh subyek. Jenis – jenis Lampu : Banyak sekali jenis lampu yang digunakan dalam proses pengambilan gambar atau shooting. Jenis lampu itu terdiri atas :
- Blonde : 1000-2000 Watt, biasanya digunakan sebagai pencahayaan flood untuk area yang luas.
- Readhead : 650 – 1000 Watt, digunakan sebagai key flood untuk area yang luas.
- Pepper Light : 100 – 1000 Watt, lampu dengan intensitas rendah digunakan khusus untuk key light atau fill light.
- HMI : ini merupakan jenis lampu kualitas tinggi.
- Hallogen : 100 – 500 Watt, digunakan sebagai key flood untuk area luas, jenis lampu ini biasanya digunakan untuk produksi dengan budgeting rendah.
- Fresnell : Jenis lampu yang memiliki lensa khusus yang memancarkan cahaya.
- Kinoflo : 400 Watt, digunakan sebagai key light untuk area yang luas.
Komentar
Posting Komentar